Minggu, 15 Januari 2012

Cerita Rakyat "Keong Emas''



Cerita Rakyat "Keong Emas''

Di Kerajaan Daha, hiduplah dua orang putri yang sangat cantik jelita. Putri nan cantik jelita tersebut bernama Candra Kirana dan Dewi Galuh. Kedua putri Raja tersebut hidup sangat bahagia dan serba kecukupan.
Hingga suatu hari datanglah seorang pangeran yang sangat tampan dari Kerajaan Kahuripan ke Kerajaan Daha. Pangeran tersebut bernama Raden Inu Kertapati. Maksud kedatangannya ke Kerajaan Daha adalah untuk melamar Candra Kirana. Kedatangan Raden Inu Kertapati sangat disambut baik oleh Raja Kertamarta, dan akhirnya Candra Kirana ditunangkan dengan Raden Inu Kertapati.
Pertunangan itu ternyata membuat Dewi Galuh merasa iri. Kerena dia merasa kalau Raden Inu Kertapati lebih cocok untuk dirinya. Oleh karena itu Dewi Galuh lalu pergi ke rumah Nenek Sihir. Dia meminta agar nenek sihir itu menyihir Candra Kirana menjadi sesuatu yang menjijikkan dan dijauhkan dari Raden Inu. Nenek Sihir pun menyetujui permintaan Dewi Galuh, dan menyihir Candra Kirana menjadi Keong Emas, lalu membuangnya ke sungai.
Suatu hari seorang nenek sedang mencari ikan dengan jala, dan keong emas terangkut dalam jalanya tersebut. Keong Emas itu lalu dibawanya pulang dan ditaruh di tempayan. Besoknya nenek itu mencari ikan lagi di sungai, tetapi tak mendapat ikan seekorpun. Kemudian Nenek tersebut memutuskan untuk pulang saja, sesampainya di rumah ia sangat kaget sekali, karena di meja sudah tersedia masakan yang sangat enak-enak. Si nenek bertanya-tanya pada dirinya sendiri, siapa yang memgirim masakan ini.
Begitu pula hari-hari berikutnya si nenek menjalani kejadian serupa, keesokan paginya nenek ingin mengintip apa yang terjadi pada saat dia pergi mencari ikan. Nenek itu lalu berpura-pura pergi ke sungai untuk mencari ikan seperti biasanya, lalu pergi ke belakang rumah untuk mengintipnya. Setelah beberapa saat, si nenek sangat terkejut. Karena keong emas yang ada ditempayan berubah wujud menjadi gadis cantik. Gadis tersebut lalu memasak dan menyiapkan masakan tersebut di meja. Karena merasa penasaran, lalu nenek tersebut memberanikan diri untuk menegur putri nan cantik itu. “Siapakah kamu ini putri cantik, dan dari mana asalmu?”, tanya si nenek. "Aku adalah putri kerajaan Daha yang disihir menjadi keong emas oleh nenek sihir utusan saudaraku karena merasa iri kepadaku", kata keong emas. Setelah menjawab pertanyaan dari nenek, Candra Kirana berubah lagi menjadi Keong Emas, dan nenek sangat terheran-heran.
Sementara pangeran Inu Kertapati tak mau diam saja ketika tahu candra kirana menghilang. Iapun mencarinya dengan cara menyamar menjadi rakyat biasa. Nenek sihirpun akhirnya tahu dan mengubah dirinya menjadi gagak untuk mencelakakan Raden Inu Kertapati. Raden Inu Kertapati Kaget sekali melihat burung gagak yang bisa berbicara dan mengetahui tujuannya. Ia menganggap burung gagak itu sakti dan menurutinya padahal raden Inu diberikan arah yang salah. Diperjalanan Raden Inu bertemu dengan seorang kakek yang sedang kelaparan, diberinya kakek itu makan. Ternyata kakek adalah orang sakti yang baik Ia menolong Raden Inu dari burung gagak itu.
Kakek itu memukul burung gagak dengan tongkatnya, dan burung itu menjadi asap. Akhirnya Raden Inu diberitahu dimana Candra Kirana berada, disuruhnya raden itu pergi kedesa dadapan. Setelah berjalan berhari-hari sampailah ia kedesa Dadapan Ia menghampiri sebuah gubuk yang dilihatnya untuk meminta seteguk air karena perbekalannya sudah habis. Di gubuk itu ia sangat terkejut, karena dari balik jendela ia melihat Candra Kirana sedang memasak. Akhirnya sihir dari nenek sihir pun hilang karena perjumpaan itu. Akhirnya Raden Inu memboyong tunangannya beserta nenek yang baik hati tersebut ke istana, dan Candra Kirana menceritakan perbuatan Dewi Galuh pada Baginda Kertamarta.
Baginda minta maaf kepada Candra Kirana dan sebaliknya. Dewi Galuh lalu mendapat hukuman yang setimpal. Karena Dewi Galuh merasa takut, maka dia melarikan diri ke hutan. Akhirnya pernikahan Candra kirana dan Raden Inu Kertapati pun berlangsung, dan pesta tersebut sangat meriah. Akhirnya mereka hidup bahagia.

Rabu, 04 Januari 2012

Cerita Rakyat "Putri Batu Menangis''




Cerita Rakyat Putri Batu Menangis

Tersebutlah suatu ketika di sebuah desa di Lampung,hidup seorang gadis cantik bernama Putri bersama ibunya.Mereka tinggal di sebuah rumah yang sangat sederhana.Ayah putri meninggal karena sakit. Oleh karena itu, ibunyalah yang mencari nafkah untuk hidup mereka berdua.
Putri dan ibunya memiliki sifat yang berbeda.Sang ibu adalah seorang yang sabar,rajin,dan penuh kasih sayang .Sementara Putri sebaliknya. Ia pemalas ,kasar, dan sering membentak-bentak ibunya.
“Bu, aku ingin peralatan kecantikan yang bagus dan lengkap. Aku ingin terlihat cantik,” pinta Putri suatu hari.
“Kamu tidak perlu berdandan karena kamu sudah cantik,anakku,” jawab ibunya.
Namun, Putri tidak mau tahu.Ia terus merengak dan merengek.Gadis yang mulai beranjak dewasa itu tidak pernah menyadari kehidupan mereka yang miskin.Selain sering meminta hal-hal yang di luar kemampuan ibunya, kegiatan seharh-harinya hayalah berdandan.Setiap hari Ia hanya menghabiskan waktu duduk di depan cermin.
Suatu hari kondisi iunya kurang baik. Namun karena tuntunan hidup, Ia harus tetap berdagang ke pasar.
“Temani Ibu ke pasar ya,Put? Sekali ini saja.Jika ibu tidak sakit, Ibu pasti akan pergi sendiri,” pints ibu pada Putri.
“Baiklah, tapi nanti setiba di pasar Putri langsung pulang,” jawab Putri ketus.
Akhirnya mereka berdua berangkat menuju ke pasar.Sepanjang perjalanan Putri terus-menerus menggerutu dan berjalan dengan langkah cepat meninggalkan ibunya. Sesampainya di pasar ibuya bertanya, ”Put,kenapa tadi di jalan kamu berjalan sangat cepat dan terus menjauhi Ibu?”
“Oh, biar cepat sampai saja,Bu,” jawab Putri singkar.
“Kamu malu, ya berjalan dengan Ibu?” Selidik Ibunya.
“Kalau Ibu sudah tahu, kenapa ibu masih saja mengajak AkuJ?” Jawab Putri Ketus.
“Kalau begitu kamu pulang saja. Biar Ibu yang menjaga di sini.”
Hati Ibu Putri jelas terluka dengan sikap anak satu-satunya tersebut. Ia hanya bisa berdoa agar anaknya berubah menjadi anak yang rajin dan menhormati orang tua. Menjelang siang dagangannya telah habis. Teringat janji kepada anaknya, ibu Putri segera bekemas. Ia pun segera pergi membeli peralatan kecantikan pesanan Putri ke kota.

“Ini pesananmu, Put.” Ucap Ibu.
Putri segera membuka bungkusan tersebut. Namun setelah di buka, Ia menjadi marah.
“Mengapa peralatan kecantikannya seperti ini? Aku mau peralatan yang bagus dan mahal, seperti yang ada di kota,” bentak Putri.
“Ini juga bagus , Put. Lagipula Ibu tidak kuat jika harus pergi ke kota,” jawab Ibu dengan suara menahan tangis.
“Pokoknya aku tidak mau tahu. Ibu harus membelinya ke kota,” ujar Puttri setengah memerintah ibunya.
Sambil melangkahkan kaki keluar rumah, hati Ibu Putri menjerit dan berdoa agar Tuhan YME memberikan pelajaran kepada anaknya. Setelah Ibunya pergi, Putri segera duduk di depan cermin mencoba peralatan kecantikan tersebut. Ia terus menerus mempercantik wajahnya. Namun, tiba-tiba ia merasakan sesuatu yang aneh pada kakinya. Ketika melihat kakinya ia pun menjerit.
“Ibuuuuuuuuuuuuuuuuu!” Ternyata kaki Putri telah berubah menjadi batu. Ia menangis dan terus menerus memanggil ibunya. Saat itu ia baru tersadar jika selama ini ia telah banyak berbuat salah pada ibunya.Namun, seperti pepatah “ Penyelan di akhir tidak ada gunanya”. Lama kelamaan tubuh Putri berubah menjadi batu.
Konon sampai sekarang batu itu masih berada di tempatnya. Batu itu di sebut batu Puteri Menangis karena batu tersebut berbentuk seperti seorang gadis yang sedang duduk dan kadang-kadang terlihat air mengalir dari ujung matanya seperti air mata.







Sinopsis (Rangkuman)
Batu Menangis
suatu ketika di sebuah desa di Lampung,hidup seorang gadis cantik bernama Putri bersama ibunya.Mereka tinggal di sebuah rumah yang sangat sederhana.Ayah putri meninggal karena sakit.
Putri dan ibunya memiliki sifat yang berbeda.Sang ibu adalah seorang yang sabar,rajin,dan penuh kasih sayang .Sementara Putri sebaliknya. Ia pemalas ,kasar, dan sering membentak-bentak ibunya.
Suatu hari Putri menginginkan peralatan kecantikan untuk dirinya kepada Ibunya dan Putri tidak mau tahu Ibunya harus menuruti apa permintaan Putri.
Ketika Ibu Putri berdagang Di Pasar dan Menjelang siang dagangannya telah habis. Teringat janji kepada anaknya, ibu Putri segera bekemas. Ia pun segera pergi membeli peralatan kecantikan pesanan Putri ke kota.
Ibu Putri pun pulang dan Putri segera membuka bungkusan tersebut. Namun setelah di buka, Ia menjadi marah dengan tidak puasnya dengan peralatan kecantikan yang di belikan ibunya, Putri pun ingin yang seperti di kota.
Ibu Putri pun keluar rumah dan Sambil melangkahkan kaki keluar rumah, hati Ibu Putri menjerit dan berdoa agar Tuhan YME memberikan pelajaran kepada anaknya. Setelah Ibunya pergi, Putri segera duduk di depan cermin mencoba peralatan kecantikan tersebut. Ia terus menerus mempercantik wajahnya. Namun, tiba-tiba ia merasakan sesuatu yang aneh pada kakinya. Ketika melihat kakinya ia pun menjerit.
Dan ternyata yang terjadi, kakinya Putri tiba-tiba menjadi batu, lama kelamaan tubuh Putri pun menjadi batu, dan sambil menangis kepada Ibunya.
Konon sampai sekarang batu itu masih berada di tempatnya. Batu itu di sebut batu Puteri Menangis karena batu tersebut berbentuk seperti seorang gadis yang sedang duduk dan kadang-kadang terlihat air mengalir dari ujung matanya seperti air mata.

Cerita Rakyat: "Timun Emas"

 

 

 

Cerita Rakyat: "Timun Emas"

Di suatu desa hiduplah seorang janda tua yang bernama mbok Sarni. Tiap hari dia menghabiskan waktunya sendirian, karena mbok Sarni tidak memiliki seorang anak. Sebenarnya dia ingin sekali mempunyai anak, agar bisa membantunya bekerja.

Pada suatu sore pergilah mbok Sarni ke hutan untuk mencari kayu, dan ditengah jalan mbok Sarni bertemu dengan raksasa yang sangat besar sekali. “Hei, mau kemana kamu?”, tanya si Raksasa. “Aku hanya mau mengumpulkan kayu bakar, jadi ijinkanlah aku lewat”, jawab mbok Sarni. “Hahahaha.... kamu boleh lewat setelah kamu memberiku seorang anak manusia untuk aku santap”, kata si Raksasa. Lalu mbok Sarni menjawab, “Tetapi aku tidak mempunyai anak”.
Setelah mbok Sarni mengatakan bahwa dia tidak punya anak dan ingin sekali punya anak, maka si Raksasa memberinya biji mentimun. Raksasa itu berkata, “Wahai wanita tua, ini aku berikan kamu biji mentimun. Tanamlah biji ini di halaman rumahmu, dan setelah dua minggu kamu akan mendapatkan seorang anak. Tetapi ingat, serahkan anak itu padaku setelah usianya enam tahun”.
Setelah dua minggu, mentimun itu nampak berbuah sangat lebat dan ada salah satu mentimun yang cukup besar. Mbok Sarni kemudian mengambilnya , dan setelah dibelah ternyata isinya adalah seorang bayi yang sangat cantik jelita. Bayi itu kemudian diberi nama timun emas.
Semakin hari timun emas semakin tumbuh besar, dan mbok Sarni sangat gembira sekali karena rumahnya tidak sepi lagi. Semua pekerjaannya bisa selesai dengan cepat karena bantuan timun emas.
Akhirnya pada suatu hari datanglah si Raksasa untuk menagih janji. Mbok Sarni sangat ketakutan, dan tidak mau kehilangan timun emas. Kemudian mbok Sarni berkata, “Wahai raksasa, datanglah kesini dua tahun lagi. Semakin dewasa anak ini, maka semakin enak untuk di santap”. Si Raksasa pun setuju dan meninggalkan rumah mbok Sarni.
Waktu dua tahun bukanlah waktu yang lama, karena itu tiap hari mbok Sarni mencari akal bagaimana caranya supaya anaknya tidak dibawa si Raksasa. Hati mbok Sarni sangat cemas sekali, dan akhirnya pada suatu malam mbok Sarni bermimpi. Dalam mimpinya itu, ia diberitahu agar timun emas menemui petapa di Gunung.
Pagi harinya mbok Sarni menyuruh timun emas untuk segera menemui petapa itu. Setelah bertemu dengan petapa, timun emas kemudian bercerita tentang maksud kedatangannya. Sang petapa kemudian memberinya empat buah bungkusan kecil yang isinya biji mentimun, jarum, garam, dan terasi. “Lemparkan satu per satu bungkusan ini, kalau kamu dikejar oleh raksasa itu”, perintah petapa. Kemudian timun meas pulang ke rumah, dan langsung menyimpan bungkusan dari sang petapa.
Paginya raksasa datang lagi untuk menagih janji. “Wahai wanita tua, mana anak itu? Aku sudah tidak tahan untuk menyantapnya”, teriak si Raksasa. Kemudian mbok Sarni menjawab, “Janganlah kau ambil anakku ini wahai raksasa, karena aku sangat sayang padanya. Lebih baik aku saja yang kamu santap”. Raksasa tidak mau menerima tawaran dari mbok Sarni itu, dan akhirnya marah besar. “Mana anak itu? Mana timun emas?”, teriak si raksasa.
Karena tidak tega melihat mbok Sarni menangis terus, maka timun emas keluar dari tempat sembunyinya. “Aku di sini raksasa, tangkaplah aku jika kau bisa!!!”, teriak timun emas.
Raksasapun mengejarnya, dan timun emas mulai melemparkan kantong yang berisi mentimun. Sungguh ajaib, hutan menjadi ladang mentimun yang lebat buahnya. Raksasapun menjadi terhambat, karena batang timun tersebut terus melilit tubuhnya. Tetapi akhirnya si raksasa berhasil bebas juga, dan mulai mngejar timun emas lagi. Lalu timun emas menaburkan kantong kedua yang berisi jarum, dalam sekejap tumbuhlan pohon-pohon bambu yang sangat tinggi dan tajam. Dengan kaki yang berdarah-darah karena tertancap bambu tersebut si raksasa terus mengejar.
Kemudian timun emas membuka bingkisan ketiga yang berisi garam. Seketika itu hutanpun menjadi lautan luas. Tetapi lautan itu dengan mudah dilalui si raksasa. Yang terakhir Timun Emas akhirnya menaburkan terasi, seketika itu terbentuklah lautan lumpur yang mendidih, dan si raksasa tercebur di dalamnya. Akhirnya raksasapun mati.
Timun Emas mengucap syukur kepada Tuhan YME, karena sudah diselamatkan dari raksasa yang kejam. Akhirnya Timun Emas dan Mbok Sarni hidup bahagia dan damai.







Sinopsis (Rangkuman)

Cerita Rakyat: "Timun Emas"
Di suatu desa hiduplah seorang janda tua yang bernama mbok Sarni. Tiap hari dia menghabiskan waktunya sendirian, karena mbok Sarni tidak memiliki seorang anak. Sebenarnya dia ingin sekali mempunyai anak, agar bisa membantunya bekerja.
Pada suatu sore pergilah mbok Sarni ke hutan untuk mencari kayu, dan ditengah jalan mbok Sarni bertemu dengan raksasa yang sangat besar sekali.
Mbok sarni di tnya oleh raksasa dan agar anaknya di berikan kepada saksasa, tapi mbok sarni tidak punya anak.
Setelah mbok Sarni mengatakan bahwa dia tidak punya anak dan ingin sekali punya anak, maka si Raksasa memberinya biji mentimun agar untuk di tanam oleh mbok sarni agar mendapatkan anak.
Setelah dua minggu, mentimun itu nampak berbuah sangat lebat dan ada salah satu mentimun yang cukup besar. Mbok Sarni kemudian mengambilnya , dan setelah dibelah ternyata isinya adalah seorang bayi yang sangat cantik jelita. Bayi itu kemudian diberi nama timun emas.
Akhirnya pada suatu hari datanglah si Raksasa untuk menagih janji. Mbok Sarni sangat ketakutan, dan tidak mau kehilangan timun emas.mbok sarni kepada raksasa agar dating ke sini lagi dua tahun lagi agar lebih besar timun emas untuk disantap.akhirnya mbok sarni berfikir agar anaknya tidak di ambil oleh raksasa.
pada suatu malam mbok Sarni bermimpi. Dalam mimpinya itu, ia diberitahu agar timun emas menemui petapa di Gunung. Pagi harinya mbok Sarni menyuruh timun emas untuk segera menemui petapa itu. Setelah bertemu dengan petapa, timun emas kemudian bercerita tentang maksud kedatangannya. Sang petapa kemudian memberinya empat buah bungkusan kecil yang isinya biji mentimun, jarum, garam, dan terasi.


Paginya raksasa datang lagi untuk menagih janji.mbok sarni tidak ingi kehilangan anaknya akhirnya mbok sarni menyerahkan dirinya kapada raksasa tetapi raksasa tidak mau.akhirnya timun emas keluar juga dan dia di kejar-kejar oleh raksasa, akhirnya dia melemparkan bingkisan itu dan raksasa itu langsung punah.